Negara kita tercinta Indonesia ini memiliki beragam suku, agama dan budaya dari Sabang sampai Merauke. Tak terkecuali tarian tradisional yang berasal dari berbagai manca daerah. Kesenian tradisional yang telah diwariskan oleh para leluhur kita, sudah menjadi hal yang wajib bagi kita untuk melestarikan dan mempopulerkannya.
Saat ini, seni tari yang berasal dari Indonesia telah mendunia. Bahkan beberapa diantaranya sudah ada yang mendapatkan kejuaraan internasional, tidak luput juga para orang-orang asing ingin mempelajari tarian yang berasal dari Nusantara.
Dari sekian banyaknya jenis tarian tradisional yang kita ketahui, terdapat salah satu jenis tarian yang cukup unik dan menarik nih untuk kita bahas pada kesempatan kali ini. Jenis tarian tersebut yaitu Gambyong yang berasal dari daerah Surakarta. Sudahkah kalian mendengar Tarian Tradisional tersebut?
Jika belum, yuk kita simak ulasannya dibawah ini :
Seperti Apa Itu Tarian Gambyong?
Gambyong merupakan tarian klasik yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Biasanya tarian ini dimainkan oleh kaum wanita karena gerakannya yang lembut, kelembutan ini lah yang membuat tari gambyong lebih dominan atau lebih cocok diperankan oleh para wanita untuk menyambut para tamu atau pentas acara seni pertunjukan.

Tarian Gambyong memiliki berbagai macam koreografi, setidaknya terdapat 3 jenis Gambyong yang dikenal luas oleh sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya daerah Surakarta. Antara lain :
- Gambyong Pangkur
- Gambyong Pancerana
- Gambyong Pareanom
Dari ketiga jenis Gambyong ini, yang paling populer adalah Gambyong Pareanom dan Gambyong Pangkur. Meskipun banyak macamnya, akan tetapi memiliki gerakan dasar yang sama yakni gerakan thledek atau tayub.
Pada dasarnya, Tarian Gambyong diciptakan untuk para penari tunggal. Namun seiring berjalannya waktu, Gambyong ini sekarang sering dimainkan oleh beberapa kelompok penari dengan adanya gerakan tambahan seperti unsur blocking panggung sehingga melibatkan garis dan gerak yang cukup besar.
Baca juga : Mengenal tari Musyoh Papua, konon sebagai tarian penenang arwah kecelakaan
Sejarah Tarian Gambyong
Pada Serat Centhini, kitab yang ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwana IV (1788-1820) dan Pakubuwana V (1820-1823), telah menyebut adanya gambyong sebagai tarian tlèdhèk. Setelah itu, salah seorang penata tari pada masa pemerintahan Pakubuwana IX (1861-1893) bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat mengusahakan tarian tradisional ini agar pantas dipertunjukkan di kalangan priyayi atau para bangsawan.

Tarian rakyat yang telah dilembutkan ini menjadi sangat populer dan menurut Nyi Bei Mardusari, seniwati yang juga selir Sri Mangkunegara VII (1916-1944), Gambyong kerap kali ditampilkan pada masa itu dihadapan para tamu di lingkungan Istana Mangkunegaran.
Sebuah perubahan penting terjadi ketika pada tahun 1950, Nyi Bei Mintoraras, beliau merupakan seorang pelatih tari dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VIII. Ia membuat versi gambyong yang “dibakukan”, yang dikenal sebagai Gambyong Pareanom.
Koreografi ini dipertunjukkan pertama kali pada saat upacara pernikahan Gusti Nurul, saudara perempuan MN VIII, pada tahun 1951. Tarian Gambyong banyak disukai oleh masyarakat sehingga terbitlah versi-versi lain yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat luas.
Baca juga : Sejarah Kesenian Sisingaan
Ciri-ciri tarian Gambyong Surakarta
Terdapat ciri khusus yang menjadi ciri khas dari tarian Gambyong ini, antara lain yaitu :
- Gendhing pangkur menjadi pembukan sebelum tarian tersebut dimulai
- Busana yang dikenakan berwarna hijau dan kuning sebagai simbol kesuburan dan kemakmuran
- Teknik gerakan, irama iringan tari dan pola kendhangan mampu menampilkan karakter tari yang luwes
Ciri khusus gerakan tari Gambyong
Pada umumnya, Tari Gambyong terdiri dari tiga bagian, diantaranya : awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Yang menjadi pusat dari keseluruhan tarian ini terletak pada gerak lengan, kaki, kepala, & juga tubuh.

Gerakan tangan dan juga kepala yang terkonsep adalah ciri khas utama tari Gambyong. Selain itu pandangan mata selalu mengiringi atau mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang arah jari-jari tangan juga merupakan hal yang sangat dominan. Selain itu gerakan kaki yang begitu harmonis seirama membuat tarian gambyong terlihat indah.
Makna Gambyong
Tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Dewi Padi (Dewi Sri) yang digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari. Makna dari tari gambyong ini hampir serupa dengan kesenian Rengkong asal Sunda Jawa Barat yakni sebagai ungkapan terima kasih kepada Dewi padi yang telah memberikan kesejahteraan berupa panen yang melimpah.

Sebelum pihak keraton Mangkunegara Surakarta menata ulang dan membakukan struktur gerakannya, tarian gambyong ini adalah milik rakyat sebagai bagian dari upacara. Pada masa kini, tari gambyong digunakan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan dan memeriahkan acara resepsi perkawinan.
Baca juga : Makna Tari Maengket asal Manado
Alat musik apa yang digunakan pada tarian Gambyong ?
Seperti yang kita ketahui, bahwa hampir semua jenis kesenian tari tradisional menggunakan musik sebagai pengiringnya. Begitupun sama halnya pada tarian Gambyong yang diiringi oleh Gamelan Jawa, yang terdiri dari seperangkat alat musik tradisional seperti, Gong, Kenong, Gambang dan Kendang.
Properti tari Gambyong
- Selendang
- Kemben
- Gelungan
- Gelang
- Sampur
- Anting
- Kalung
- Bunga melati
- Stagen
- Gamelan
Memang banyak sekali jenis property yang digunakan dalam kesenian Gambyong, properti tersebut sudah menjadi hal yang wajib dikenakan oleh para penari.
Saat ini, tarian Gambyong sudah terlihat jarang dipentaskan karena beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya yaitu para penari yang kini sudah mulai melupakan kesenian Gambyong yang sudah turun menurun dari nenek moyang terdahulu. Terlebih lagi, disaat ini kita sedang mengalami pandemi Covid-19. Sehingga acara-acara meriah seperti perkawinan, penyambutan tamu dan lain-lain, tarian Gambyong tidak bisa dilakukan.
Cukup sekian teman-teman untuk pembahasan kita kali ini, semoga ulasan diatas tentang Tarian Gambyong menambah wawasan kita tentang kesenian tradisional khas Nusantara. Terimakasih
Semoga bermanfaat…
Satu tanggapan pada “Sejarah & Gerakan Tarian Gambyong Khas Jawa Tengah, Surakarta”