Apa Itu Rengkong? Sebuah Kesenian Khas Sunda Yang Unik & Menarik

apa itu rengkong? sebuah kesenian tradisional khas Jawa barat

Hallo para pecinta kesenian budaya lokal, kembali lagi nih bersama mimin yang doyan rebahan. Pada kesempatan kali ini kita akan mengulas tentang kesenian khas sunda Jawa barat yakni rengkong.

Meskipun pula Jawa barat mempunyai segudang tentang kesenian, mulai dari kuda lumping, wayang golek, rempak gendang dan lain sebagainya. Tetapi kesenian rengkong ini menarik lho untuk di bahas, sebab kesenian tradisional sunda warisan para leluhur ini lahir dari mayoritas masyarakat agraris.

Penasaran? yuk langsung saja kita simak ulasannya di bawah ini:

Mengenal Rengkong Kesenian Khas Sunda Jawa Barat

Rengkong adalah kesenian asli asal sunda yang terlahir dari budaya masyarakat agraris, nama rengkong sendiri diambil dari nama alat yang dulu di pergunakan untuk memanggul beras. Hasil panen padi yang dihasilkan bumi ini menjadikan jawa barat sebagai “lumpung padi” bagi bagi masyarakat nusantara, khususnya pulau jawa. Kehidupan agraris inilah yang kemudian munculnya berbagai kesenian tradisional yang melegenda hingga saat ini, contohnya seperti kesenian rengkong.

Apa yang dimaksud kesenian rengkong?

Alat rengkong terbuat dari bambu jenis gombong dengan ukuran panjang mencapai 2 meter, yang kemudian di kaitkan dengan tali injuk yang sudah di talikan dengan setandan beras. Bambu tersebut dapat menghasilkan suara yang sangat khas dan cukup unik akibat dari pergesekan tali injuk dengan bambu gombong. Suaranya akan terdengar meriah bila di mainkan oleh lebih dari satu orang.

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwasanya rengkong ini terbuat dari hasil alam, seperti bambu yang memiliki ukuran cukup besar, tali injuk, umbul-umbul yang terbuat dari daun pisang yang sudah mengering dan kumpulan padi yang beratnya bisa mencapai lebih dari 5KG. Biasanya para pemain rengkong di dominasi oleh kaum laki-laki yang berjumlah 5-6 dengan memakai baju kesenian sunda yaitu baju kampret dan memakai celana hitam serta iket atau “totopong” untuk menutupi bagian kepala.

Baca juga : Senjata khas suku dayak asal Kalimantan

Sejarah kesenian rengkong

Di daerah Cianjur, tepatnya di kecamatan WarungKondang terdapat salah satu tradisi kesenian bernama rengkong, awal mulanya kesenian ini bermula dari pemindahan padi huma ke saung. Di masa lalu, Masyarakat Jawa barat termasuk warga Warungkondang, sebelum mengenal bercocok tanam padi di sawah menggunakan sistem irigasi, pada umumnya sebagai peladang yang berpindah-pindah.

beginilah awal mula kesenian tradisional rengkong tercipta

Padi yang sudah di tuai tentunya tidak bisa di biarkan begitu saja di ladang, tentunya harus di bawa pulang. Dikarenakan jarak antara area ladang dengan pemukiman para peladang rata-rata sangat jauh, maka diperlukanlah suatu alat yang bisa membawa hasil ladang di sawah tersebut yaitu pikulan yang terbuat dari bambu. Para petani biasanya menyebutnya dengan sebutan “awi gombong”.

Pikulan tersebut biasanya berisi beban kurang lebih 25 kilogram yang diikat menggunakan tali injuk (injuk kawung) ini jika dibawa dapat menghasilkan bunyi atau suara yang dihasilkan dari gesekan antara tali ijuk dan batang bambu itu sendiri. Dan, bunyi yang dihasilkan menyerupai suara burung rangkong (sejenis angsa). Oleh karena itu, ketika bunyi yang dihasilkan dari gesekan antara tali ijuk dan pikulan dikembangkan menjadi sebuah jenis kesenian disebut “rengkong”.

sejarah mengenai kesenian tradisional rengkong khas Jawa barat

Konon kabarnya, kesenian rengkong ini berasal dari masyarakat Warungkondang pada akhir abab ke-19. Akan tetapi adapun salah satu orang yang memperkenalkan atau mengembangkannya yaitu said yang sudah almarhum. Di kampung lain tepatnya di kampung Sukaratu, dikembangkan oleh seorang pengusaha genteng pada tahun 1920-1967. jadi, yang tadinya beban yang harus di bawa berupa padi tetapi diganti dengan genteng.

Baca juga : Sejarah pakaian adat Ulee balang khas Aceh

Pementasan kesenian rengkong khas Cianjur

Kesenian tradisional rengkong ini biasanya tampil pada acara hari-hari besar agama atau hari nasional, seperti 17 agustus hari kemerdekaan Indonesia. Biasanya rengkong ini dipentaskan dalam bentuk arak-arakan dari satu kampung ke kampung lain.

Biasanya kesenian rengkong tampil pada acara-acara besar seperti 17 agustus-an

Dalam sebuah pementasan, para pemain rengkong yang berjumlah 5 orang itu berada di barisan paling depan, yang kemudian diikuti oleh para pemain dogdog dan pemain angklung.

Baca juga : Mengenal kesenian tanjidor asal Betawi

Fungsi rengkong di mata masyarakat Jawa barat

Ketika rengkong belum dikembangkan menjadi sebuah jenis kesenian tradisional, ini hanyalah semata-mata yang berfungsi sebagai pengalihan perhatian dari seseorang yang membawa beban (padi) dengan cara dipikul. Dalam hal ini gesekan antara tali injuk dan pikulan dimanfaatkan sebagai irama pengiring, sehingga beban yang relatif berat dan kelelahan tidak begitu dirasakan karena diiringi oleh bunyi-bunyian yang khas. Dan, ketika rengkong menjadi sebuah jenis kesenian fungsinya juga tidak jauh berbeda, yaitu sebagai hiburan.

fungsi rengkong awalnya hanya sebagai mengalihkan perhatian dari rasa kelelahan membawa beban berat padi

Sebagai catatan, kesenian yang disebut sebagai rengkong ini tidak hanya ada di daerah Cianjur saja, tetapi juga terdapat di daerah Banten & Sukabumi. Bedanya, di kedua daerah tersebut rengkong ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan samata, tetapi terdapat fungsi lain yang melatar belakanginya, yaitu sebagai ungkapan terima kasih kepada Dewi padi yang telah memberikan kesejahteraan berupa panen yang melimpah.

Baca juga : Mengenal Celempung, alat musik tradisional khas Jawa barat

Sayangnya, kini kesenian rengkong yang dikembang di daerah Cianjur itu mulai meredam, karena yang memainkan kesenian tradisional ini biasannya di dominasi oleh para laki-laki berusia 35-50. Kaum muda yang seharunya menjadi penerus budaya warisan leluhurnya, sepertinya kurang minat pada tradisi ini. Sehingga rengkong bisa kita saksikan hanya pada saat perayaan hari-hari besar saja, saat ini jarang sekali rengkong tampil sebagai tradisi sebagai ucapan terimakasih terhadap yang maha kuasa telah memberikan panen yang melimpah.

Seharusnya, warisan yang diturunkan oleh leluhur kita dikembangkan atau dilestarikan agar tidak punah oleh peradaban. Agar nantinya para generasi yang akan mendatang dapat berpartisipasi dengan adanya kesenian tradisional yang sudah di populerkan oleh generasi sebelumnya.

Baiklah teman-teman segitu saja untuk pembahasan kita kali ini mengenai kesenian rengkong khas Jawa barat, semoga pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kalian (penerus bangsa) dan menambah wawasan tentang tradisi di Indonesia. Cukup sekian & terimakasih sudah membaca artikel ini hingga akhir.

4 tanggapan pada “Apa Itu Rengkong? Sebuah Kesenian Khas Sunda Yang Unik & Menarik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas